Beberapa tips hasil ide kami
(Nadilla, Lieke, dan saya) untuk meningkatkan/memperluas market perbankan
syariah..
Semoga bermanfaat..
1. Menjadi
sponsor dari acara seminar
Goal
dari merketisasi ini adalah edukasi masyarakat. Dimana peserta seminar
mendapatkan ilmu tentang ekonomi syariah secara spesifik, artinya memberikan
penjelasan baik teori maupun produk ekonomi syariah hanya bidang tertentu yang
berkaitan dengan acara seminar tersebut. Sebagai contoh, hanya menjelaskan
mengenai sistem murobahah saja, menjelaskan mengenai sistem ijarah saja dalam
satu seminar yang kita beri sponsor.
Disini, pihak perbankan syariah
tidak perlu repot dalam menyiapkan keacaraan seminar, karena kita hanya meminta
satu sesi dalam seminar tersebut untuk kita isi dengan penjelasan ekonomi
syariah.
Penjelasan ekonomi syariah melalui
seminar-seminar sangat efektif, dilihat dari kebanyakan peserta yang mengikuti
seminar adalah masyarakat intelek. Dimana mereka masih bergairah akan ilmu-ilmu
baru, memungkinkan mereka untuk mengubah
pola pikir konvensionalnya dan menerima pemikiran ekonomi syariah.
2. Meningkatkan
Peran Edukasi dan Sosialisasi Ekonomi Syariah dengan Membangun galeri Ekonomi
Syariah
Edukasi merupakan salah satu strategi
untuk meningkatkan market share
jangka panjang atau bisa juga dikatakan sebagai investasi jangka panjang.
Karena edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan minat para
pelajar ataupun mahasiswa kepada ekonomi syariah. Galeri ini dapat dibuka oleh
Bank Indonesia. Dalam galeri ini terdapat sejarah perkembangan ekonomi syariah
dan penjelasan keunggulan ekonomi syariah yang dikemas menarik dengan teknologi
yang canggih. Diharapkan dengan adanya galeri ekonomi syariah ini, mahasiswa
lebih mudah paham dan lebih mudah mengingat keunggulan ekonomi syariah sehingga
tertarik untuk mengembangkan ekonomi syariah.
Didalam
galeri ini juga dijelaskan tentang dampak-dampak buruk riba dan manfaat sistem
ekonomi syariah dalam perkembangan suatu Negara. Galeri ini terbuka untuk
pelajar dan mahasiswa yang ingin belajar lebih mengenai ekonomi syariah, mereka
tidak dipungut biaya sama sekali dalam mengunjungi galeri ini, dan siapapun
yang berkunjung dapat bertanya mengenai apapun yang berkaitan dengan ekonomi
syariah. Dengan sistem yang mudah dan kemasan yang menarik, maka akan banyak yg
teratarik mengunjungi galeri ini. Harapannya keberadaan galeri ini menjadi
tempat pembelajaran yg mudah dan menarik bagi para pencinta ekonomi syariah.
Isi dari galeri ini dapat ditambah dengan
sejarah-sejarah munculnya asuransi syariah, pegadaian syariah, baitul mal wa
tamwil, dan lembaga keuangan syariah non bank lainnya. Selain diberikan
penjelasan mengenai sejarah munculnya lembaga keuangan syariah di Indonesia,
dapat juga dipaparkan perbedaan dengan yang konvensionalnya, sehingga
pengunjung tidak serta merta menggunakan produk syariah namun karena ilmunya
dan pemahaman yang benar mereka memilih produk syariah. Serta tidak ada lagi
anggapan bahwa sistem bagi hasil sama dengan bunga.
3. Membuat
Icon atau Tokoh Bank Syariah
Tokoh
dari perbankan syariah ini maksudnya adalah tokoh kartun yang berperan sebagai icon perbankan syariah. Misalnya tokoh
ustadz cilik yang dikemas dalam bentuk kartun. Tujuannya adalah agar informasi
yang disampaikan lebih mudah dicerna dan lebih menarik. Ringkasnya tokoh
tersebut menyampaikan perbedaan yang jelas antara perbankan syariah dan
perbankan konvensional, serta keunggulan dan manfaat yang didapat jika menabung
di bank syariah. Tokoh ini dimunculkan dalam website bank syariah maupun media
komunikasi lainnya. Dengan tokoh yang mudah diingat oleh masyarakat dan
publikasi yang gencar di media komunikasi maka diharapkan masyarakat dengan
mudah menangkap informasi yang disampaikan dan tertarik dengan ekonomi syariah.
4. Peranan
Tokoh Agama
Dalam
kajian maupun khutbah yang dilakukan pada sholat jumat diharapkan para tokoh
agama dapat membantu penyebaran informasi mengenai ekonomi syariah. Salah
satunya adalah dengan anjuran untuk menabung di bank syariah. Penyebaran
informasi mengenai tokoh agama ini cukup efektif, karena banyak masyarakat yang
baru mau tergerak melakukan ketika tokoh agama mencontohkan hal tersebut.
Selama
ini, masih banyak tokoh agama yang belum menyemarakan hal ini, bahkan banyak
diantara mereka yang masih menabung di bank konvensional dengan alasan mereka
memisahkan dana riba dengan dana yang halal. Pemikiran seperti ini jelas
mempengaruhi perilaku masyarakat untuk tetap di bank konvensional. Oleh karena
itu dibutuhkan peran para tokoh agama untuk menyemarakan ekonomi syariah.
5. Mengecilkan nominal pada mesin ATM
Kepraktisan
merupakan tuntutan pasar yang dominan diisi oleh masyarakat modern. Mesin ATM
adalah salah satu fasilitas dari berbagai bank untuk memenuhi tuntutan
tersebut. Nominal yang umumnya tertera pada mesin ATM adalah Rp50.000,00 atau
Rp100.000,00. Masyarakat modern atau masyarakat dengan tingkat ekonomi menegah
keatas memang lebih senang menggunakan kartu debit atau kartu kredit dalam
bertransaksi dibandingkan dengan mengambil uang tunai pada ATM, masyarakat
modern ini juga lebih banyak memilih untuk melakukan transaksi melalui
e-banking. Tetapi bagi masyarakat yang sering melakukan transaksi dengan uang
tunai, nominal pada ATM memiliki pengaruh yang cukup besar. Contohnya adalah
mahasiswa, mahasiswa lebih senang mengambil uang tunai dengan nominal per lembar
yang kecil, mereka cenderung memilih ATM tunai dengan nominal per lembar
Rp50.000 dibandingkan Rp.100.000 dengan alasan uang kertas Rp50.000 lebih mudah
untuk dipecah dan digunakan untuk transaksi. Nilai nominal ini sebenarnya
memang tergantung situasi dan kondisi. Bila akan bertransaksi dengan jumlah
yang besar, tentu nasabah tidak akan memikirkan ini. Tetapi pengecilan nilai
nominal per lembar pada mesin ATM ini bisa menambah pasar perbankan syariah,
bila ada ATM yang menyediakan uang tunai dengan nominal Rp20.000 per lembar
misalnya, ini akan menjadi ketertarikan sendiri bagi pasar yang senang dengan
kepraktisan dan sering bertransaksi dengan uang tunai.
6. Memasukkan
nilai agama dan dalil-dalil tetang suatu produk ke dalam media iklan
Iklan
perbankan rata-rata hanya mengedepankan produk saja dan kurang menunjukkan
filosofi dari tujuan syariah itu sendiri. Dengan adanya dalil ekonomi pada
iklan, itu akan meyakinkan calon nasabah untuk menggunakan jasa perbankan
syariah, dan untuk nasabah yang sudah menggunakan, mereka akan lebih mantap
bahwa pilihannya adalah tepat dan sesuai syariah. Metode ini akan sangat
berpengaruh bagi pasar yang memiliki nilai spiritual tinggi. Pencitraan pelayanan yang ramah dan kekeluargaan
juga penting untuk ditunjukkan dalam iklan pada media cetak maupun elektronik.
7. Mengadakan
kuis lewat media sosial
Tidak
dipungkiri media sosial saat ini merupakan media promosi yang sangat efektif.
Hampir seluruh lapisan masyarakat memiliki akun pada media sosial seperti
facebook dan twitter. Bila perbankan syariah memiliki akun twitter resmi, ini
akan memperluas promosi dari perbankan syariah itu sendiri. Dari akun tersebut
perbankan syariah bisa menjelaskan filosofi, tujuan, dan produk-produk dari
perbankan syariah. Mengadakan kuis berhadiah juga salah satu media promosi yang
cukup potensial untuk menambah pasar perbankan syariah.
8. Kuliah
Umum di fakultas-fakultas ekonomi perguruan tinggi Indonesia
Dengan
adanya kuliah umum langsung dari pihak perbankan syariah ke kampus-kampus akan
memberikan edukasi kepada generasi muda, kuliah umum harus dikemas semenarik
mungkin agar civitas akademi berminat untuk mengikutinya.
9.Desain
kantor perbankan syariah yang ekslusif
Desain
merupakan citra yang cukup penting dari suatu perusahaan. Kantor pusat maupun
kantor cabang perbankan syariah harus memiliki desain atau tata letak yang
nyaman bagi nasabah. Bahkan bila memungkinkan arsitektur, furnitur, dan tata
letak kantor perbankan syariah yang terletak di pusat kota dan memiliki nasabah
yang kebanyakan memiliki tingkat ekonomi menengah keatas dibuat dengan
eksklusif sehingga nasabah merasa nyaman dan memiliki prestige tersendiri sebagai nasabah perbankan syariah.
10. Menjadikan
syariah sebagai gaya hidup
Seperti
green lifestyle yang mulai berkembang
saat ini, perbankan syariah juga harus mengampanyekan syariah sebagai gaya
hidup. Bila masyarakat yang go green menggunakan
sepeda ke kantor, mengonsumsi makanan organik, menggunakan tas daur ulang dan
sebagainya, maka kampanye seperti ini juga bisa dilakukan untuk mencanangkan
syariah sebagai gaya hidup. Kampanye ini bisa dilakukan jika semua stakeholder dari perbankan syariah itu
sendiri saling mendukung.